Kamis, 22 November 2018

Cerita Tentang Lukisan

Lukisan

Ada seorang pemburu yang berada di tengah hutan lebat setelah kelelahan berburu sepanjang hari. Hari sudah senja dan karena ia kehilangan sebagian peralatannya, sang pemburu terpaksa harus bermalam di hutan. Ia pun mencari tempat yang bisa dijadikannya persinggahan. Setelah berjalan selama satu jam menemukan gubuk tua tak berpenghuni.

Pintu gubuk itu terbuka, sehingga ia dapat masuk dengan mudah. Ada sebuah dipan di dalamnya, dia pun segera merebahkan diri di sana. Sesaat kemudian sang pemburu sadar bahwa dinding gubuk itu dipenuhi lukisan sangat realistis dengan gambar wajah-wajah seram yang tampak melotot dan memandangnya dengan bengis. Begitu detilnya sampai lukisan-lukisan itu terlihat nyata.

Sang pemburu kaget dan merasa tak nyaman. Namun, saking letihnya, memilih untuk mengacuhkannya dan tidur menghadap tembok yang polos tanpa lukisan.

Keesokan paginya, sang pemburu terbangun karena sinar matahari yang begitu terang. Dengan keheranan ia bangkit dari rebahnya dan memandang sekeliling gubuk. Lalu menyadari bahwa tidak ada banyak lukisan wajah dalam gubuk itu...

Hanya ada banyak jendela yang terbuka.

Ulat Yang Sombong

Ulat Yang Sombong

Seni klip Vektor grafis Kartun Royalty-free Image - Ulat

Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah 2 ekor ulat. Yang satu bernama Fintu yang bersifat ramah, rendah hati dan baik. Sedangkan yang satunya bernama Tuvi yang bersifat angkuh dan suka meremehkan binatang lain.

Pada suatu hari, saat Fintu sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi.
“Hai Tuvi, bolehkah aku meminta sedikit makananmu?” pinta Fintu.
“Hey, Fintu! Ini makananku dan tetap makananku. Sana cari makanan yang lain!” tolak Tuvi.
“B-baiklah…” Fintu menunduk dan berlalu.

Lain hari, akan ada pesta hutan. Semua binatang diundang. Putha si burung hantu dengan gesitnya membagikan undangan berupa daun itu dimalam hari dan menaruhnya di depan pintu rumah para binatang.

Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak Cattya si anak kucing.
“Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja, aku tak akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam jago.
Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu

Namun tiba-tiba…
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta yang lebih besar!” Dengan angkuh Tuvi berkata.
“Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku si beruang madu.
“Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi.

Beberapa hari kemudian, Tuvi dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka menjalani hidup sebagai kepompong biasa.

Beberapa minggu kemudian, mereka sudah keluar dari kepompongnya. Tak disangka, sayap Tuvi ternyata berwarna hitam! Sedangkan Fintu malah berwarna-warni.
Tuvi tahu, ini akibat keangkuhannya. Ia sangat menyesal.

Tamat

Cerita Rumah Sakit Bandung Medical Center

Rumah Sakit Bandung Medical Center

Meski sudah usang dan tidak pernah digunakan, rumah sakit ini masih tetap dikunjungi oleh beberapa komunitas di malam hari. Tentunya hanya untuk menguji nyali dan melihat penampakan yang ada di rumah sakit Bandung Medical Centre atau yang akrab dikenal dengan BMC. Rumah sakit yang berlokasi di Jalan H. Wasid No. 1, Lebak Gede ini sudah 17 tahun tidak digunakan.

Cerita ini terjadi pada tahun lalu, tepatnya pada malam minggu jam 8 malam. Sekelompok 5 orang sekawan mencoba mendatangi BMC karena mereka penasaran dengan cerita angker yang terjadi di sana. Ketika baru mau memasuki BMC, hawa tidak enak pun menghampiri mereka berlima. Namun, nyali mereka tidak langsung menciut begitu saja. Setibanya di dalam, di lantai 1 mereka mencium aroma bau busuk dan 3 orang melihat sosok 2 suster.

Mereka pun langsung menaiki tangga di lantai 2. Di lantai 2 mereka mendengar ada yang mengetuk-ngetuk kaca di kamar bayi dan seketika hawanya menjadi ga enak. Ketika sampai di lantai 3, terdengar dengusan orang bernafas dengan kencang. Mereka saling tatap menatap seolah ada yang sengaja melakukan itu. Lanjut naik ke lantai 4 salah seorang dari mereka sepintas melihat sosok wanita berjalan memasuki salah satu ruangan di lantai itu. Dan seketika saat itu suasananya menjadi dingin. Selain dingin, suasana di lorong itu sangat lembab dan sedikit sesak. Salah satu seorang di antara mereka juga mencium bau busuk. Mereka berlima pun segera mengurungkan niat berlama-lama di dalam rumah sakit BMC karena suasananya udah ga karuan. Namun ketika mereka melawati kamar nomor 103-104 ada sesosok perempuan yang sedang mengintip di jendela ke arah mereka. Setelah mereka keluar dari BMC, mereka bertemu seorang warga sekitar dan menceritakan yang mereka alami barusan. Menurut warga sekitar, perempuan yang mengintip di kamar 103 itu bernama Desi, ia bunuh diri di kamar itu.

Dari Lantai Dua

Dari lantai dua....

wickedhorror.com

Ketika aku masih kecil, keluargaku pindah ke sebuah rumah tua berlantai dua yang memiliki banyak kamar dan pintu-pintunya berderit keras. Kedua orangtuaku bekerja, sehingga aku sering di rumah sendirian sepulang sekolah.

Pada suatu sore aku pulang dan mendapati rumah masih gelap. Aku memanggil mamaku "Mama?" dan mendengar suara merdunya menjawab "Yaaa?" dari lantai dua. Aku panggil mama sekali lagi sambil menaiki tangga menuju lantai dua, hendak mencari di mana mamaku berada. Sekali lagi mama menjawab "Yaaa?" dengan suara yang lembut.

Karena belum terlalu lama pindah ke rumah itu, aku belum terlalu hapal dengan denahnya. Tetapi aku yakin suara mama berasal dari salah satu kamar kosong yang terletak di ujung lorong. Aku sempat merasa merinding, tapi kupikir itu hal yang wajar. Dan begitu aku bertemu mama nanti pasti perasaan itu akan hilang! Jadi aku segera menuju kamar di ujung lorong dan menggapai kenop pintunya.

Ketika baru akan memutar kenop pintu kamar itu, aku mendengar pintu depan rumah terbuka. Suara mamaku yang melengking ceria terdengar memanggil dari bawah "Nak, kamu sudah pulang duluan?"

Spontan aku terperajat! Melompat mundur dari pintu kamar kosong di depanku dan berlari kabur ingin menyambut mamaku yang ada di bawah! Namun selagi menengok ke belakang untuk terakhir kalinya, aku melihat pintunya terbuka sedikit dengan bunyi derit nyaring. Dan seseorang... tidak! Sesuatu, memandangiku dari celah pintu tersebut.


Cerita Gajah Yang Sombong

Gajah Yang Sombong

foto_gajah_afrika

Pada zaman Dahulu, terdapat sebuah Pulau. Pulau itu sangat besar. Pulau itu bernama Pulau Sangkayana Romang. Tetapi, banyak yang menyebutnya pulau Lompo Romang Gajah Sombong. Yang artinya Hutan Besar Dan Gajah sombong. Tetapi kenapa banyak yang menyebutnya Gajah Sombong ya?.

Karena di dalam pulau itu terdapat sebuah hutan. Hutan sangat amat besar, dan juga terdapat seekor Gajah yang sangat sombong. Gajah itu mempunyai badan yang besar, belalai yang panjang, serta Gagah. Gajah itu selalu Menyombongkan dirinya pada hewan-hewan kecil lainnya. Seperti, Tikus, Ayam, Kambing yang kurus, monyet, kancil dan hewan-hewan kecil lainnya.

Pada suatu hari, Hewan-hewan kecil ingin menyadarkan si gajah. Bahwa sombong itu tidak baik. Mereka berepakat untuk membuat Lubang Yang sangat besar dan dalam. Lubang itu dibuat sebesar mungkin. yaitu lebih besar dari badan si Gajah. sehingga, kalau gajahnya lewat. langsung jatuh. Untuk mengelabui gajah itu, Mereka (Hewan-hewan kecil) memasang daun-daunan yang besar di atas lubang itu. dan ranting-ranting pohon.

Pada keesokan harinya, gajah itu datang ketempat lubang itu berada. Gajah itu berjalan dengan santai. Perlahan demi perlahan gajah sombong itu mendekati lubang itu. Gajah sombong itupun berkata “Apakah ini tempat tidurku?” Tanpa rasa curiga gajah itu pun langsung melangkahkan kakinya di atas tumpukan daun-daun dan ranting pohon itu.
*BRUKK* tiba-tiba gajah itu pun terjatuh di dalam lubang itu. Gajah itu pun langsung panik.

Lalu gajah itu berteriak “Tolong, Tolong!!!” kata gajah itu dengan panik.
Lalu datanglah hewan-hewan itu, mereka menertawakan gajah itu, lalu gajah itu mengatakan bahwa dia tidak akan sombong lagi.